Antroposentrisme, Teknokrasi, dan Krisis Pembangunan: Menuju Paradigma Teosentris

Authors

  • Wilhelmus Kelvin Institut Filsafat dan Teknologi Kraetif Ledalero
  • Eugenius M Darmawan Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

Keywords:

Technocratic rationality, development, anthropocentrism, theocentrism, krisis ekologis, teknokrasi, antroposentrisme, teosentrisme, teologi ciptaan

Abstract

Krisis ekologis global yang kian mengkhawatirkan menimbulkan pertanyaanmendasar: mengapa berbagai model pembangunan modern justru mempercepat degradasi lingkungan alih-alih meredamnya? Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji rasionalitas teknokrasi yang tersembunyi di balik model pembangunan modern yang cenderung mengabaikan kelestarian lingkungan. Dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif, penelitian ini menelusuri akar krisis ekologis global yang diindikasikan sebagai akibat dari pendekatan pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata, tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan ciptaan. Rasionalitas teknokratis yang bersifat utilitarian telah mengukuhkan paradigma pembangunan yang menginstrumentalisasi alam. Selain itu, cara pandang antroposentris dalam tradisi teologi Gereja, yang menempatkan manusia sebagai pusat ciptaan, turut memperparah krisis ini. Penelitian ini menawarkan pergeseran paradigma menuju teosentrisme sebagai pendekatan alternatif. Teosentrisme menekankan integrasi ciptaan dan keberlanjutan relasi manusia dengan alam sebagai bagian dari iman yang hidup. Temuan ini menunjukkan pentingnya transformasi teologis dalam menghadapi krisis ekologis dan mendorong lahirnya budaya ekologis baru yang berbasis spiritualitas penciptaan.

References

Anggraini, Reni Dian. (2021). Dialektika Islam dan Hak Asasi Manusia: Antara Teosentrisme dan Antroposentrisme, Jurnal Ijthiad, Volume 37, No. 1, 2-10. Diakses melalui https://journals.fasya.uinib.org/index.php/ijtihad/article/view/101

Baghi, F. (2009). Etika Ekologi yang Biosentris. Dalam A. Jebadu et al. (Ed.), Berkah atau Kutuk. Maumere: Penerbit Ledalero.

Fika, D. R. (Ed.). (2025, Februari 3). 100 hari Kabinet Prabowo: Ancaman ekologi di pembukaan lahan 20 juta hektare. Tempo.co. https://www.tempo.co/ekonomi/100-hari-kabinet-prabowo-ancaman-ekologi-di-pembukaan-lahan-20-juta-hektare—1202016.

Giri, K. A., & Ufford, P. Q. V. (Eds.). (2004). Kritik Moral Pembangunan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Harun, M. (Penerj.). (2017). Ensiklik Laudato Si Paus Fransiskus: Tentang Perawatan Rumah Kita Bersama. Jakarta: Penerbit Obor.

Kementerian Bappenas. (2023). Menuju Indonesia Emas: Refleksi dan visi pembangunan 2005–2045. Kementerian Bappenas. https://perpustakaan.bappenas.go.id/e-library/file_upload/koleksi/dokumenbappenas/konten/Upload%20Terbaru/Buku%20Menuju%20Indonesia%20Emas%202045_versicetak.pdf.

Kementerian Bappenas. (2024). Rencana kerja pemerintah tahun 2025. Kementerian Bappenas. https://perpustakaan.bappenas.go.id/e-library/file_upload/koleksi/dokumenbappenas/konten/Upload%20Terbaru/%7BDIGITAL)%20RENCANA%20KERJA%20PEMERINTAH%20TAHUN%202025.pdf.

Keraf, A. S. (2010). Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Kleden, P. B. (2009). Tanggapan Teologis Terhadap Persoalan Pertambangan di NTT. Dalam A.

Jebadu et al. (Ed.), Berkah atau Kutuk. Maumere: Penerbit Ledalero.

Kleden, Ignas. (1984). Model Rasionalitas Teknokrasi, Jurnal Prisma, Volume 3, 2-12.

Kristianto, E. (2008). Sakramen Politik. Yogyakarta: Penerbit Lamalera.

Kung, H. (2003). My Struggle For Freedom (J. Bowden, Trans.). New York: Continuum.

Kusumastuti, A., & Khoiron, A. M. (2019). Metode Penelitian

Kualitatif. Semarang: Penerbit Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo.

Lolangion, Feldy dkk. (2021). Menelaah Antroposentris dalam Menyikapi Krisis Lingkungan dari Perspektif Teologi Penciptaan, Jurnal Tumou Tou, Volume 8, No. 1, 1-9. Diakses melalui https://www.ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/tumoutou/article/view/469

Magnis-Suseno, F. (2006). Menalar Tuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Ola Kenoba, Marianus. (2022). Efek Rasionalitas Teknologis terhadap Manusia dan Lingkuungan Hidup, Jurnal Pendidikan dan Pengembangan, Volume 11, No. 1, 202-209. https://doi.org/10.37081/ed.v11i1.3734

Riyanto, A. (2014). Katolisitas Dialogal: Ajaran Sosial Katolik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Shiva, V. (1998). Bebas dari Pembangunan: Perempuan, Ekologi dan

Perjuangan Hidup di India (H. Jhamtani, Penerj.). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Solang, Ronaldo Novelindo. (2023). Ekoteologi sebagai Pembebasan Gereja Masa Kini dari Paham Antroposentrisme, Jurnal Melo, Volume 4, No. 2, 37-50. Diakses melalui https://www.ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/mello/article/view/1672

Stevanus, Kalis. (2019). Pelestarian Alam Sebagai Perwujudan Mandat Pembangunan: Suatu Kajian Etis Teologis, Jurnal Kurios, Volume 5, No. 2, 94-108. https://doi.org/10.30995/kur.v5i2.107

Sunarko, A. (2008). Perhatian Pada Lingkungan: Upaya Pendasaran Teologis. Dalam A. Sunarko & E. Kristiyanto (Eds.), Menyapa Bumi Menyembah yang Ilahi: Tinjauan Teologis atas Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Wallace-Wells, D. (2019). Bumi Yang Tak Dapat Dihuni. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2025-03-28

How to Cite

Kelvin, W., & Darmawan, E. M. (2025). Antroposentrisme, Teknokrasi, dan Krisis Pembangunan: Menuju Paradigma Teosentris. APOSTOLICUM: Jurnal Pendidikan Keagamaan Katolik Ledalero, 1(1), 103–122. Retrieved from https://journal.iftkledalero.ac.id/index.php/JAPOS/article/view/245