Demokrasi, Dominasi Kekuasaan Oligarkis dan Perlawanan Masyarakat Warga
DOI:
https://doi.org/10.31385/jakad.v23i2.29Keywords:
Demokrasi, Kekuasaan Oligarkis, Monopoli Kebenaran, Masyarakat Warga, Mencari KebenaranAbstract
Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa proses demokrasi di Indonesia telah lama didominasi oleh kekuasaan oligarkis. Kendati demokrasi formal terbentuk dan berjalan hingga kini, tetapi secara substansial yang terjadi sesungguhnya adalah praktik kekuasaan dari segelintir orang kuat. Pendekatan yang digunakan penulis adalah metode kualitatif-deskriptif dengan membaca literatur terkait topik yang dibahas. Dari kajian ini disimpulkan bahwa demokrasi di Indonesia mengalami disorientasi, karena sesungguhnya yang berkuasa adalah para oligark. Sesungguhnya, oligarki ini telah mengkooptasi ruang publik, mengintervensi media, memberangus oposisi, memperlemah suara kritis masyarakat warga dan menjinakkan intelektualisme serta merampas kebebasan akademik kampus. Realitas semacam ini memberi ruang bagi kekuasaan oligarkis untuk memonopoli kebenaran dengan mengklaim kebenaran yang dapat memenuhi kepentingan parsial semata. Atau dengan kata lain, kebenaran hanya sekadar sebagai komoditas yang bisa diperjualbelikan. Ada secercah harapan yang dapat menjadi salah satu opsi solutif berhadapan dengan dominasi kekuasaan oligarkis adalah memproposalkan perlawanan yang sungguh menempatkan rakyat sebagai demos yang berdaulat. Perjuangan mulia itu mesti dilengkapi juga dengan upaya terus-menerus mencari kebenaran yang pada gilirannya ikut memandu jalannya demokrasi.
References
Dosi, Eduardus. Media Massa dalam Jaring Kekuasaan: Sebuah Studi tentang Relasi Kekuasaan di Balik Wacana. Maumere: Penerbit Ledalero, 2012.
Hardiman, F. Budi. Dalam Moncong Oligarki, Skandal Demokrasi di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2013.
---------------------- . Komersialisasi Ruang Publik Menurut Hannah Arendt dan Jurgen Habermas”, dalam F. Budi Hardiman, Ruang Publik: Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010.
---------------------- . Kebenaran dan Para Kritikusnya: Mengulik Idea Besar yang Memandu Zaman Kita. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2023.
Haris, Syamsuddin. Masalah-masalah Demokrasi dan Kebangsaan Era Reformasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2014.
Haryanto, Ignatius. “Monopoli Media dan Runtuhnya Independensi Jurnalistik”, dalam AE Priyono dan Usman Hamid (ed.), Merancang Arah Baru Demokrasi: Indonesia Pasca-Reformasi. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2014.
Hilmy, Masdar. “Darurat Masyarakat Sipil, Kompas, 28 Februari 2024.
Hutagalung, Daniel. “’Hegemoni dan Demokrasi Radikal-Plural: Membaca Lacalu dan Mouffe”. Pengantar dalam Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe, Hegemoni dan Strategi Sosialis: Postmarxisme dan Gerakan Sosial Baru. Yogyakarta: Resist Book, 2008.
Jehalut, Ferdinandus. Paradoks Demokrasi: Telaah Analitis dan Kritik atas Pemikiran Chantal Mouffe. Yogyakarta: Penerbit Gunung Sopai, 2020.
-------------------------. “Oligarki dan Paradoks Demokrasi di Indonesia”, Akademika, 14:1 (Ledalero: Agustus-Desember 2018), hlm. 20.
Levitsky, Steven dan Daniel Ziblatt, Bagaimana Demokrasi Mati: Apa yang Diungkapkan Sejarah tentang Masa Depan Kita, penerj. Zia Anshor. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019.
Liddle, R. William. “Pengantar: Mengukir Demokrasi Indonesia”, dalam Ikrar Nusa Bhakti dan Riza Sihbudi (ed.), Menjauhi Demokrasi Kaum Penjahat. Bandung: Mizan, 2001.
Madung, Otto Gusti. “Demokrasi dan Kebenaran”, dalam Wijayanto, dkk (eds.), Demokrasi Tanpa Demos: Refleksi 100 Ilmuwan Sosial Politik tentang Kemunduran Demokrasi di Indonesia. Depok: LP3ES, 2021.
Pirous, Iwan Meulia. “Membangun Nilai Budaya Perlawanan Intelektual”, Kompas, 6 Februari 2024.
Power, Thomas P. “Jokowi’s Authoritarian Turn and Indonesia’s Democratic Decline”, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 54 (3), 2018, hlm. 320.
Prior, John Mansford. “Kata Pengantar” dalam Silvester Ule, Melakukan Teologi di Abad Plural: Metode Bernard Lonergen. Maumere: Penerbit Ledalero, 2015.
Priyono, Herry. “Menyelamatkan Ruang Publik”, dalam dalam F. Budi Hardiman, Ruang Publik: Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010.
Rachbini, Didik J. Kata Pengantar dalam Wijayanto dkk, Nestapa Demokrasi di Masa Pandemi: Refleksi 2020, Outlook 2021. Depok: Penerbit LP3ES, 2021.
Susabun, Anno. “Politik Demokrasi Kapitalistik dan Bahaya Instrumentalisasi Media Massa” , Biduk Edisi I. LXX. Juli-Desember 2016, hlm. 25.
Tan, Peter. Paradoks Politik: Pertautannya dengan Agama dan Kuasa di Negara Demokrasi. Yogyakarta: Penerbit Gunung Sopai, 2018.
Warburton, Eve dan Edward Aspinall, “Explaining Indonesia’s Democratic Regression: Structure, Agency and Popular Opinion”, Contemporary Southeast Asia, 41, 2019, hlm. 261.
Winters, Jeffrey A. “Oligarki dan Demokrasi di Indonesia”, dalam AE Priyono dan Usman Hamid (ed.), Merancang Arah Baru Demokrasi: Indonesia Pasca-Reformasi. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2014.
----------------------. Oligarki, penerj. Zia Anshor. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011.
Wijayanto, dkk Nestapa Demokrasi di Masa Pandemi: Refleksi 2020, Outlook 2021. Depok: Penerbit LP3ES, 2021.
Wiratraman, Herlambang P. “Penjinakan Intelektual dan Serangan terhadap Kebebasan Akademik”, dalam Wijayanto, dkk (eds.), Demokrasi Tanpa Demos: Refleksi 100 Ilmuwan Sosial Politik tentang Kemunduran Demokrasi di Indonesia. Depok: LP3ES, 2021.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Akademika

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.