Transformasi Kaum Akademisi Menjadi Intelektual Organik untuk Memperkuat Demokrasi Indonesia

Authors

  • Rikardus Mantero Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

DOI:

https://doi.org/10.31385/jakad.v23i2.23

Keywords:

Demokrasi, Intelektual Organik, Intelektual Tradisional

Abstract

Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh situasi demokrasi Indonesia yang sedang berada dalam “guncangan hebat” dari rezim anti demokrasi. Bahwasanya, akhir-akhir ini, ada banyak fenomena politik Indonesia yang tidak menunjukkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi. Oleh karena itu, tujuan penulisan artikel ini ialah merefleksikan dan mendeskripsikan alasan-alasan penting yang menjadi landasan untuk menjadi intelektual organik di negara demokrasi, seperti Indonesia. Pada titik ini, penulis berusaha mengajak kaum akademisi untuk bertransformasi menjadi intelektual organik dalam negara demokrasi. Untuk mengelaborasi semuanya itu, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian pustaka sebagai cara untuk mengumpulkan data. Dari kajian tersebut, penulis menemukan hasil studi yang menunjukkan 5 (lima) peran penting dari intelektual organik yang dapat menjadi dasar atau landasan kaum akademisi untuk bertransformasi menjadi intelektual organik, sekaligus memperkuat demokrasi Indonesia, antara lain: a) mendorong perubahan dan kemajuan dalam masyarakat; b) menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata; c) mengartikulasikan pikiran dan perasaan dengan bahasa yang tepat; d) memobilisasi kesadaran politik; dan e) menantang struktur kekuasaan yang ada.

References

Baghi, Felix, ed. Pluralisme, Demokrasi, dan Toleransi. Maumere: Penerbit Ledalero, 2012.

Gaffar, Afan. Politik Indonesia: Transisi menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.

Juliantara, Dadang. Meretas Jalan Demokrasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1998.

Kleden, Ignas. Fragmen Sejarah Intelektual: Beberapa Profil Indonesia Merdeka. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2020.

Mongko, Silvianus M. Demokrasi Minus Diskursus. Maumere: Penerbit Ledalero, 2016.

Tan, Peter. Paradoks Politik: Pertautannya dengan Agama dan Kuasa di Negara Demokrasi. Yogyakarta: Penerbit Gunung Sopai, 2018.

Jurnal

Chaudhuri, Amit. “The Organic Intellectual, Mystical Poetry, and the Rationalist Tradition in India Today”. Social Research: An International Quarterly, Vol. 88, No. 4, Winter 2021.

Maulana, Syarif. “Ruang Publik dan Intelektual Organik”. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 12, No. 1, Juni 2015.

Rowe, Aimee Carrillo. “Romancing the Organic Intellectual: On the Queerness of Academic Activism”. American Quarterly, Vol. 64, No. 4, December 2012.

Artikel Surat Kabar

Sukidi. “Demokrasi di Ujung Kematian”. Kompas, 4 Januari 2024.

Artikel Surat Kabar Daring

Hakim, Ikhsan Abdul. “Pakar Hukum Tata Negara: Presiden Tidak Boleh Kampanye untuk Kandidat Tertentu, Melanggar Hukum”. Kompas.tv, 24 Januari 2024. <https://www.kompas.tv/nasional/479737/pakar-hukum-tata-negara-presiden-tidak-boleh-kampanye-untuk-kandidat-tertentu-melanggar-hukum>, diakses pada 11 Maret 2024.

Hargens, Boni. “Pemilu 2024 dan Roh Demokrasi”. Kompas.id, 18 November 2023. <https://www.kompas.id/baca/opini/2023/11/17/pemilu-2024-dan-roh-demokrasi>, diakses pada 10 Maret 2024.

Indraswara, Angga. “Ketidakniscayaan Demokrasi Indonesia”. Kompas.id, 5 Februari 2024. <https://www.kompas.id/baca/opini/2024/02/04/ketidakniscayaan-demokrasi-indonesia>, diakses pada 13 Maret 2024.

Patty, Albertus. “Intelektual Tradisional & Organik?”. Nalarpolitik.com, 11 April 2021. <https://nalarpolitik.com/intelektual-tradisional-organik/>, diakses pada 17 Maret 2024.

Piliang, Yasraf A. “Malu Menjadi Bangsa”. Kompas.id, 5 januari 2024. <https://www.kompas.id/baca/opini/2024/01/04/malu-menjadi-bangsa>, diakses pada 9 Maret 2024.

Piliang, Yasraf A. “Demokrasi Buruk Rupa”. Kompas.id, 12 Februari 2024. <https://www.kompas.id/baca/opini/2024/02/11/demokrasi-buruk-rupa>, diakses pada 12 Maret 2024.

Werdiono, Defri. “Presiden Ikut Kampanye, secara Etika Politik Menjadi Masalah”. Kompas.id, 24 Januari 2024. <https://www.kompas.id/baca/polhuk/2024/01/24/presiden-ikut-kampanye-secara-etika-politik-menjadi-masalah>, diakses pada 12 Maret 2024.

Wijayanto. “Memperkuat Budaya Demokrasi”. Kompas.id, 22 Februari 2024. <https://www.kompas.id/baca/opini/2024/02/21/memperkuat-budaya-demokrasi>, diakses pada 8 Maret 2024.

Tim Kompas. “Presiden: Saya Sampaikan Ketentuan di UU Pemilu”. Kompas.id, 27 Januari 2024. <https://www.kompas.id/baca/polhuk/2024/01/26/presiden-saya-sampaikan-ketentuan-di-uu-pemilu>, diakses pada 13 Maret 2024.

Downloads

Published

2024-10-07

How to Cite

Mantero, R. (2024). Transformasi Kaum Akademisi Menjadi Intelektual Organik untuk Memperkuat Demokrasi Indonesia. AKADEMIKA : Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 23(2), 13–26. https://doi.org/10.31385/jakad.v23i2.23